Padang-Tanggal 3 Desember setiap tahunnya seluruh insan ke PU-an di Indonesia memperingati Hari Bakti Pekerjaan Umum. Peringatan ini mengingatkan kita kembali pada peristiwa yang terjadi pada tanggal 3 Desember 1945 yang terjadi di Gedung Sate Bandung. Pada hari itu Pasukan Belanda dan sekutunya dengan persenjataan lengkap menyerang dan mengepung Gedung Sate yang saat itu dipertahankan oleh 21 orang pemuda dari Gerakan Pemuda Pekerjaan Umum. 

Pada pertempuran siang itu beberapa pemuda luka-luka dan 7 orang pemuda gugur, namun jasadnya tidak ditemukan. 7 orang pemuda yang tewas dalam penyerangan itu dan dikenang sebagai Pahlawan Sapta Taruna. 

Pada Agustus 1952 beberapa pemuda dari Gerakan Pemuda Pekerjaan Umum melakukan pencarian di sekitar Gedung Sate dan berhasil menemukan 4 jenazah yang sudah berupa kerangka. 4 kerangka itu kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutara Bandung. Peristiwa pertempuran bangsa Indonesia dengan tentara Belanda dan sekutunya, mempersembahkan 'Sapta Taruna Kesatriannya' keharibaan Ibu Pertiwi. 

Peristiwa ini juga melahirkan Korps Pemuda/Pegawai Pekerjaan Umum yang mempunyai kesadaran sosial, jiwa kesatuan (Corp-geest), rasa kesetiakawanan (Solidaritas) serta kebanggaan akan tugasnya sebagai abdi masyarakat, khususnya dalam bidang pekerjaan umum.

Peristiwa 3 Desember ini menjadi momen sejarah Pekerjaan Umum Indonesia dari masa ke masa dan akan terus dikenang dengan peringatan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum. Perjuangan dan pengabdian para Pahlawan Sapta Taruna menjadi inspirasi bagi insan PU masa kini dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas Pemerintah Indonesia dalam mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain.


Ir. Fathol Bahri, M. Sc. Eng, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Kontruksi Provinsi Sumatera Barat

Meski dalam keadak an hujan tidak menjadi penghalang bagi kami segenap insan PU untuk mengenang dan meneladani perjuangan dan pengabdian para Pahlawan Sapta Taruna dalam membangun negara Indonesia. 


Dirinya menyatakan bahwa kedepan kita harus membangun lebih banyak lagi infrastruktur berkualitas di Sumbar, yang smart dan ramah lingkungan, yang mebuka akses dan meningkatkan keterhubungan antar wilayah - antar daerah dan meningkatkan efisiensi serta meningkatkan produktivitas untuk mewujudkan Indonesia maju. Terdapat beberapa hal yang harus menjadi perhatian kita.

Pertama, kualitas infrastruktur di Sumbar harus benar-benar ditingkatkan yang dimulai dari tahap perencanaan, pelelangan, hingga pelaksanaan.

Kedua, pembangunan infrastruktur harus lebih memperhatikan keberlanjutan lingkungan dengan mengikuti kaidah-kaidah green infrastructure.

Ketiga, bekerja sesuai dengan Corporate Culture PUPR, yaitu Bekerja keras, Bergerak Cepat, dan Bertindak Tepat dalam melaksanakan pembangunan Infrastruktur, tutupnya.
 
Top