Padang – Kala langit Sumatera Barat kembali muram oleh gerimis yang jatuh tanpa jeda, sebuah asa tumbuh di jalanan yang selama ini terlukai oleh waktu dan cuaca. Di antara batuan yang longsor dan aspal yang berlubang, hadir kesigapan yang bukan sekadar rutinitas, melainkan jawaban atas keresahan warga yang menggantungkan hidupnya pada ruas jalan Padang hingga batas Bengkulu.

Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumbar, melalui Satker PJN II, tak tinggal diam. Ketika badan jalan runtuh diseret longsoran tanah dan memicu deret kemacetan, mereka tak sekadar menatap—mereka bertindak. PT. Asyrofazar Mustika Karsa digandeng sebagai pelaksana, membenahi luka jalan dengan langkah yang terukur dan penuh dedikasi.

Tak sekadar proyek, ini adalah misi—tertulis dalam kontrak Nomor KTR. 03/PJN II/PPK 2.3/Sumbar/2025, dimulai sejak 2 Mei 2025, dijalankan selama 210 hari kalender. Di bawah komando Kasatker Mashudi dan PPK Bahagia, pemeliharaan rutin berjalan tanpa banyak gembar-gembor, namun terasa nyata di setiap titik lubang yang kini menghilang.

Dengan teknik patching hotmix—campuran aspal panas yang menyatu dalam diam, jalanan yang sempat terpuruk kembali rata, seolah waktu diputar ulang, memberi kesempatan kedua bagi penggunanya.

Masudi, Kasatker PJN II, tak hanya hadir sebagai pejabat, tapi juga sebagai saksi atas denyut kehidupan yang mengalir lewat aspal ini. "Jalan nasional ini bukan sekadar jalur, ia adalah urat nadi ekonomi dan napas mobilitas warga. Maka setiap gangguan, sekecil apapun, adalah panggilan bagi kami untuk segera bertindak,” ujarnya.

Langkah cepat ini bukan aksi tunggal. Ia adalah simfoni antara Kementerian PUPR, PJN II Sumbar, dan para pelaksana proyek yang menjahit kembali harmoni pada jalanan yang koyak.

Ramson, lelaki 50 tahun yang saban hari melewati jalur itu, mengangkat topinya. “Kami merasa lebih aman. Lebih nyaman. Perbaikan ini bukan hanya soal jalan, tapi tentang harapan kami yang kembali punya pijakan.”

Pada akhirnya, bukan hanya lubang yang ditutup. Tapi juga kekhawatiran yang ditenangkan. Di balik peralatan berat dan aspal panas, ada wajah-wajah yang bekerja dalam diam demi kelancaran ribuan langkah yang menggantungkan hidupnya pada jalan ini.(Dani)
 
Top