Ali Muda: Pertanian Adalah Gerbang Sejahtera Sumatera Barat
Sumbar-----Senin pagi (14/7/2025), Ali Muda, SH — putra terbaik dari Pasaman yang mekar dalam semangat muda — menggelar seruan yang bukan sekadar kata-kata, melainkan gema dari nadi rakyat yang berdenyut di ladang-ladang dan kebun-kebun negeri ini.
"Dengarlah," katanya mantap, "bahwa pertanian dan perkebunan bukanlah sekadar sektor. Mereka adalah nadi. Mereka adalah jalan pulang dari kemiskinan menuju kesejahteraan."
Politisi muda dari Partai Demokrat ini tidak berbicara dalam hampa. Ia berbicara dengan hati dan data, dengan realitas dan harapan. Baginya, Sumatera Barat mesti kembali ke akar, menegakkan batang tubuh ekonominya di atas tanah yang memberi makan, di atas keringat petani yang sering terlupakan oleh hiruk pikuk pembangunan kota.
"Pertanian itu gerbang kemajuan," ucapnya. "Gerbang sejahtera masyarakat. Tetapi apa yang kita lihat sekarang? Tanah mengering, lahan menyusut, harga komoditas meliuk tak tentu arah, dan sektor ini stagnan—berdiri tapi tak melangkah."
Ali Muda menyesalkan ketidaktegasan dan kurangnya inovasi dari pemerintah provinsi dalam merawat sektor yang sejatinya telah lama menjadi jantung hidup masyarakat Minang. Dalam nada yang sedikit meninggi, ia menegaskan: "Pemprov harus memiliki fokus. Lokus. Tak cukup hanya dengan program yang indah di atas kertas."
Ia mengingatkan, bahwa sektor pertanian bukan sekadar urusan benih dan pupuk. Ia adalah lumbung pangan, lapangan kerja, dan sandaran hidup. Ketika lahan tak lagi bisa diperluas, maka teknologi dan pelatihan, juga bibit unggul, harus menjadi jawabannya.
"Tak boleh lagi kita abai. Ini bukan sekadar masa depan, ini adalah masa kini yang butuh keberanian," tegasnya.
Dan jika kelak pertanian serta perkebunan tumbuh—dikelola dengan cinta dan ilmu—maka desa-desa akan hidup kembali, pemuda tak lagi hijrah ke kota mencari harapan yang semu, dan negeri akan menuai kesejahteraan dari tanahnya sendiri.
"Satu-satunya jalan, adalah inovasi. Satu-satunya cara, adalah keberpihakan yang nyata. Bukan sekadar janji," pungkas Ali Muda, menutup pesannya yang terasa lebih seperti puisi dari hati yang rindu akan perubahan.
Dan angin pun berembus dari ladang yang menanti. Menyampaikan harap dari petani pada pemimpin. Semoga suara Ali Muda tak hanya menggema di ruang sidang, tetapi bergema sampai ke kebun-kebun yang haus akan perhatian.
